Kamis, 04 Agustus 2016

IP CLASS

IP CLASS
A. PENDAHULUAN
IP adalah protokol di internet / jaringan komputer yang mengurusi masalah pengalamatan dan mengatur pengiriman  paket data sehingga ia sampai ke alamat yang benar. Setiap komputer jaringan atau terkoneksi internet harus memiliki alamat yang unik. Satu alamat hanya boleh dimiliki satu komputer.
IP Address adalah identitas satu komputer dalam jaring computer / internet, seperti halnya rumah kita memupnyai nomer rumah yang tertempel pada dinding. Penulisan IP Address terbagi  4 kelompok 8 bit yang dituliskan dalam bilangan biner. Dimana setiap kelompok dalam IP  Address dipisahkan oleh titik  (red;Dot). Nilai terbesar dari bilangan biner 8 bit adalah 255. Oleh karena itu jumlah IP Address yang tersedia ialah 255.255.255.255 IP Address yang sebanyak ini harus dibagi bagikan keseluruh pengguna jaringan komputer / internet di seluruh dunia.

B. PEMABAGIAN KELAS KELAS IP ADDRESS
Dengan adanya permasalahan tersebut maka IP Address dibagi sesuai dengan kelas kelas IP Address. Dasar pertimbangan Pembagian IP Address ke dalam kelas kelas adalah untuk mempermudah penditribusian pendaftaran IP Address kepengguna jaringan komputer / internet. IP Address ini dibagi dalam 5 kelas yaitu : kelas A, kelas B Kelas  C, kelas D dan kelas E.
Perbedaan dari masing masing kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Kelas  A dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. Kelas B dipakai untuk jaringan sedang dan besar kelas ini mempunyai banyak jaringan dan juga memiliki anggota yang besar hingga ribuan. Kelas C dipakai oleh banyak jaringan namun, anggota masing masing jaringan sedikit. Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam pengenggunaan normal, kelas D dipergunakan dalam jaringan multicasting dan kelas E untuk keperluan Eksperimental.
Pemabagian kelas kelas IP Address didasarkan dua hal network ID dan host ID  dari suatu IP Addres.  Setiap IP Address meruapakan pasangan sebuah network ID dan sebuah host ID. Network ID ialah bagian IP Addres yang digunakan untuk menujukan temapat komputer ini berada, sedangkan host ID ialah bagian dari IP Addres yang digunakan untuk menunjukan workstation, server, router dan semua TCP?IP lainnya dalam jaringan tersebut dalam jaringan host ID harus unik.
  • Kelas A
Karakteristik  :
Format                       : 0nnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhh
Bit pertama                : 0
Panjang NetID           : 8 bit
Panjang HostID         : 24 bit
Byte pertama             : 0 – 127
Jumlah                        : 126 kelas A (0 dan 127 dicadangkan)
Range IP                     : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
Jumlah IP                    : 16.777.214 IP Address pada tiap kelas  A
IP Addar kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Bit pertama dari kelas A selalu diset 0 sehingga byte terdepan kelas A selalu bernilai antara 0 dan 127. IP Address kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID  24 bit berikutnya. Dengan demikian pembacaan IP Address kelas A : misalnya  012.26.2.6 ialah :
Network ID                : 012
Host ID                       : 26.2.6
Dengan panjang host ID yang 24 , maka network ini dapat menampung sekitar 16 juta host setiap jaringan .
  • Kelas B
Karakteristik :
Format                       : 10nnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh
Dua bit pertama        : 10
Panjang NetID           : 16 bit
Panjang HostID         : 16 bit
Byte pertama             : 128 – 191
Jumlah                        : 16.384 kelas B
Range IP                     : 128.0.xxx.xxx sampai 191.155.xxx.xxx
Jumlah IP                    : 65.532 IP Address pada tiap kelas B
IP Address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Dua bit pertama dari IP addres kelas B selalu diset 10 sehingga byte terdepan dari IP addressini selalu bernialai diantara 128 hingga 191. Pada IP Address kelas B, network ID ialah 16 bit pertama sedangkan 16 bit berikutnya ialah host ID. Dengan demikian pembacaan IP addres kelas B misalkan: 128.29 121.1 ialah:
Network ID                : 128.29
Host ID                       : 121.1
Dengan panjang host ID yang 16 bit, IP Address Kelas B ini menjangkau sampai 16.320 jaringan dengan masing-masing 65024 host.
  • Kelas C
Karakteristik :
Format                       : 110nnnnn nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh
Tiga bit pertama        : 110
Panjang NetID           : 24 bit
Panjang HostID         : 8 bit
Byte pertama             : 192 – 223
Jumlah                        :  2.097.152 kelas C
Range IP                     : 192.0.0.xxx sampai 223.255.255.xxx
Jumlah IP                    : 65.532 IP Address pada tiap kelas C
IP Address kelas C awalnya digunkan untuk jaringan berskala  kecil mislanya LAN. Terdiri atas network 192.0.0.0 sampai 223.255.255.0. Network ID ada pada tiga bit yang pertama selalu berisi 111. Bersama 21 bit berikutnya membentuk network ID 24 bit. Host ID ialah 8 bit terakhir. Kelas ini menjangkau hingga hampir 2 juta jaringan dengan masing-masing 254 host.
  • Kelas D
Karakteristik :
Format                       : 1110mmmmm mmmmmmmm mmmmmmmm mmmmmmm
4 Bit pertama             : 1110
Bit multicasting          : 28 bit
Byte inisial                 : 224 – 247
Diskripsi                     : Kelas  D adalah ruang alamat multicasting RFC (1112)
IP Addres kelas D dipergunakan untuk  IP Address  multicasting. 4 bit pertama IP Addres kelas D diset 1110 . Bit bit seterusnya diatur sesuai multicasting grup yang menggunakan IP Address ini. Dalam multicasting tidak dikenal host ID dan network ID.
  • Kelas E
Karakteristik :
Format                       : 1111rrrrr rrrrrrrr rrrrrrrr rrrrrrr
4 Bit pertama             : 1111
Bit cadangan              : 28 bit
Byte inisial                 : 248 – 255
Diskripsi                     : Kelas  E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan   eksperimental
IP Addres kelas E tidak digunakan untuk keperluan umum. 4 bit pertama diset 1111.


IP PRIVATE DAN IP PUBLIC
Berdasarkan jenisnya IP address dibedakan menjadi 2 macam yaitu IP Private dan IP Public.
IP Private adalah suatu IP address yang digunakan oleh suatu organisasi yang diperuntukkan untuk jaringan lokal. Sehingga organisasi lain dari luar organisasi tersebut tidak dapat melakukan komunikasi dengan jaringan lokal tersebut. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan intranet.
Sedangkan Range IP Private adalah sebagai berikut :
Kelas A : 10.0.0.0 – 10.255.255.255
Kelas B : 172.16.0.0 – 172.31.255.255
Kelas C : 192.168.0.0 – 192.168.255.255
IP Public adalah suatu IP address yang digunakan pada jaringan lokal oleh suatu organisasi dan organisasi lain dari luar organisasi tersebut dapat melakukan komunikasi langsung dengan jaringan lokal tersebut. Contoh pemakaiannya adalah pada jaringan internet.
Sedangkan range dari IP Public : range IP address yang tidak termasuk dalam IP Private.

SUBNETTING
Subnetting adalah pembagian suatu kelompok alamat IP menjadi beberapa network ID lain dengan jumlah anggota jaringan yang lebih kecil, yang disebut subnet (subnetwork).
Subnet Mask merupakan angka biner 32 bit yang digunakan untuk :
•Membedakan antara network ID dengan host ID.
•Menunjukkan letak suatu host, apakah host tersebut berada pada jaringan luar atau jaringan lokal.
Tujuan dalam melakukan subnetting ini adalah :
•Membagi satu kelas netwok atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
•Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
•Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
•Penggunaan IP Address yang lebih efisien.
Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet, yaitu :
•Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk.
•Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan.
Kedua-duanya akan dipakai untuk menentukan efisiensi pe¬nomoran IP dalam suatu lingkungan jaringan. Pada subnet mask seluruh bit yang berhubungan dengan host ID diset 0. Sedangkan bit yang berhubungan dengan network ID diset 1.
Untuk menentukan suatu host berada pada jaringan luar atau pada jaringan lokal, kita dapat melakukan operasi AND antara subnet mask dengan IP Address asal dan IP Address tujuan, serta membandingkan hasilnya sehingga dapat diketahui ke mana arah tujuan dari paket IP tersebut. Jika kedua hasil operasi tersebut sama, maka host tujuan terletak di jaringan lokal dan paket IP dikirim langsung ke host tujuan. Jika hasilnya berbeda, maka host terletak di luar jaringan lokal, sehingga paket IP dikirim ke default router.

SEKILAS TENTANG IPV6 (IP VERSI 6)

Perkembangan jaringan dan internet yang berkembang sangat pesat akhir-akhir ini membuat Internet Protocol (IP) yang sering digunakan dalam jaringan dengan TCP/IP menjadi ketinggalan. Khususnya, karena sekarang ini telah terdapat berbagai aplikasi pada internet yang membutuhkan kapasitas IP jaringan yang sangat besar dan dengan jumlah yang sangat banyak. Aplikasi-aplikasi tersebut di antaranya email, multimedia menggunakan internet, remote access, FTP (File Transfer Protocol), dan lain sebagainya. Aplikasi ini membutuhkan supply layanan jaringan yang lebih cepat dan fungsi keamanan menjadi faktor terpenting di dalamnya.
Kebutuhan akan fungsi keamanan tersebut tidak dapat dipenuhi oleh IPV4, karena pada IP ini memiliki keterbatasan, yaitu hanya mempunyai panjang address sampai dengan 32 bit saja. Dengan demikian, diciptakanlah suatu IP untuk mengatasi keterbatasan resource Internet Protocol yang telah mulai berkurang serta memiliki fungsi keamanan yang handal (relia¬bility). IP tersebut adalah IPV6 (IP Versi 6), atau disebut juga dengan IPNG (IP Next Generation). IPV6 merupakan pengembangan dari IP terdahulu yaitu IPV4. Pada IP ini terdapat 2 pengalamatan dengan panjang address sebesar 128 bit.
Penggunaan dan pengaturan IPV4 pada jaringan dewasa ini mulai mengalami berbagai masalah dan kendala. Di mulai dari masalah pengalokasian IP address yang akan habis digunakan karena banyaknya host yang terhubung atau terkoneksi dengan internet, mengingat panjang addressnya yang hanya 32 bit serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang aman.

IPv6 mempunyai tingkat keamanan yang lebih tinggi karena berada pada level Network Layer, sehingga dapat mencakup semua level aplikasi. Hal tersebut berbeda dengan IPV4 yang bekerja pada level aplikasi. Oleh sebab itu, IPV6 mendukung penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada IPV4.

Seven Osi Layer

Seven Layer OSI


I. PENGERTIAN
Masalah utama dalam komunikasi antar komputer dari vendor yang berbeda adalah karena mereka mengunakan protocol dan format data yang berbeda-beda. Untuk mengatasi ini, International Organization for Standardization (ISO) membuat suatu arsitektur komunikasi yang dikenal sebagai Open System Interconnection (OSI) model yang mendefinisikan standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari vendor-vendor yang berbeda
Model-OSI tersebut terbagi atas 7 layer, dan layer kedua juga memiliki sejumlah sub-layer (dibagi oleh Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE)).
Layer-layer tersebut disusun sedemikian sehingga perubahan pada satu layer tidak membutuhkan perubahan pada layer lain. Layer teratas (5, 6 and 7) adalah lebih cerdas dibandingkan dengan layer yang lebih rendah; Layer Application dapat menangani protocol dan format data yang sama yang digunakan oleh layer lain, dan seterusnya. Jadi terdapat perbedaan yang besar antara layer Physical dan layer Application.
II. FUNGSI LAYER
1. Layer Physical
Ini adalah layer yang paling sederhana; berkaitan dengan electrical (dan optical) koneksi antar peralatan. Data biner dikodekan dalam bentuk yang dapat ditransmisi melalui media jaringan, sebagai contoh kabel, transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan seperti repeater, hub dan network card adalah berada pada layer ini.
2. Layer Data-link
Layer ini sedikit lebih “cerdas” dibandingkan dengan layer physical, karena menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai penghubung antara media network dan layer protocol yang lebih high-level, layer data link bertanggung-jawab pada paket akhir dari data binari yang berasal dari level yang lebih tinggi ke paket diskrit sebelum ke layer physical. Akan mengirimkan frame (blok dari data) melalui suatu network. Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Data-link.
3. Layer Network
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat dikirim keluar dari segment network lokal ke suatu tujuan yang berada pada suatu network lain. IP, Internet Protocol, umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol lainnya seperti IPX, Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram protokol menjadi beberapa, seperti SPX (Sequence Packet Exchange) & NCP (Netware Core Protocol). Protokol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware. Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Layer Network
  • Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu
  • Mendeteksi Error
  • Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak
  • Mengendalikan aliran
4. Layer Transport
Layer transport data, menggunakan protocol seperti UDP, TCP dan/atau SPX (Sequence Packet eXchange, yang satu ini digunakan oleh NetWare, tetapi khusus untuk koneksi berorientasi IPX). Layer transport adalah pusat dari mode-OSI. Layer ini menyediakan transfer yang reliable dan transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya.
5. Layer Session
Layer Session, sesuai dengan namanya, sering disalah artikan sebagai prosedur logon pada network dan berkaitan dengan keamanan. Layer ini menyediakan layanan ke dua layer diatasnya, Melakukan koordinasi komunikasi antara entiti layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada layer ini: NETBIOS: suatu session interface dan protocol, dikembangkan oleh IBM, yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application. NETBEUI, (NETBIOS Extended User Interface), suatu pengembangan dari NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft networking, seperti Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data Stream Protocol). PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer Postscript untuk akses pada jaringan AppleTalk.
6. Layer Presentation
Layer presentation dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal: translasi dari berbagai tipe pada syntax sistem. Sebagai contoh, suatu koneksi antara PC dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC character-encoding format ke ASCII dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang mungkin) ditangani oleh layer ini.
7. Layer Application
Layer ini adalah yang paling “cerdas”, gateway berada pada layer ini. Gateway melakukan pekerjaan yang sama seperti sebuah router, tetapi ada perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara aplikasi yang berjalan pada satu komputer dan resources network yang membutuhkan akses padanya. Layer Application adalah layer dimana user akan beroperasi padanya, protocol seperti FTP, telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application.

Perbedaan Router dan Switch

Router
Router merupakan sebuah perangkat keras pada jaringan komputer yang banyak digunakan untuk membuat dan mengimplementasikan sebuah jaringan komputer yang luas. Apabila diartikan secara harfiah, router berarti merupakan sebuah penghala, atau pemberi jalur. Router merupakan perangkat keras yang berfungsi untuk membagi dan mendefinisikan jalur – jalur mana saja yang harus dilewati oleh sebuah paket data dan informasi, agar bisa sampai pada receiver, yang dalam hal ini berupa komputer client.
Cara kerja router
  • Cara kerja sederhana dari sebuah router bisa kita lihat dari contoh di bawah ini :
  • Sebuah komputer client melakukan pengaksesan informasi terhadap sebuah server
  • Server akan merespon dengan cara mentransmisikan informasi dan paket data
  • Paket data dan juga informasi akan diteruskan melalui sebuah kabel jaringan, atau bisa melalui konektivitas wireless alias nirkabel
  • Sebelum mencapai lokasi receiver, alias komputer client, maka paket data dan informasi tersebut akan ‘mampir’ terlebih dahulu di dalam perangkat router.
  • Router kemudian akan mendefinisikan jalur dan rute tercepat mana yang bisa dilewati oleh paket data dan juga informasi tersebut agar bisa sampai di komputer client tepat waktu.
Nah, itulah gambaran singkat dan juga praktis mengenai cara kerja dari sebuah perangkat keras jaringan router.
Router sendiri pada dasarnya bisa terbagi menjadi dua jenis, yaitu static router dan juga dynamic router.
Static Router
Static router merupakan jenis router yang juga dikenal dengan nama manual router. Dinamakan seperti itu, karena router ini memang dioperasikan secara manual, dimana terdapat seorang administrator jaringan yang mengendalikan proses penghalaan dari router tersebut.
Static roouter akan bekerja sesuai dengan arahan dari administrator jaringan, yang membuat sebuah tabel routing secara manual, untuk memberikan informasi kepada router, jalur atau rute mana yang bisa dilewati oleh paket data, dan jalur mana yang sudah ditutup untuk proses transmisi data. Dalam hal ini, seorang administrator jaringan haruslah paham betul mengenai cara kerja dari rutir dan juga bagaimana membuat sebuah tabel routing.
Dynamic Router
Dynamic router bisa juga kita sebut dengan istilah router otomatis. Ya, hal ini dikarenakan router tidak membutuhkan seorang administrator jaringan untuk mendefinisikan rute yang harus dilewati oleh sebuah paket data. Dynamic router akan melakukan komunikasi dengan route lainnya, dan mendefinisikan secara mandiri jalur dan juga rute rute mana saja yang bisa digunakan oleh sebuah informasi dan paket data agar dapat ditransmisikan dengan cepat dan efisien.
Dynamic router akan memperbaharui tabel routing secara otomatis, sesuai dengan informasi yang sudah diperoleh dari komunikasinya dengan router – router lainnya, sehingga tidak membutuhkan pembuatan sebuah tabel routing secara manual oleh seorang administrator jaringan.

Switch

 

Switch merupakan sebuah perangkat keras jaringan komputer yang banyak digunakan untuk membangun sebuah jaringan local alias local area network (Fungsi LAN). Dengan adanya switch, maka pembagian transmisi data pada sebuah jaringan akan terbagi secara merata, dimana setiap komputer client dapat memperoleh hak dan prioritas yang sama di dalam sebuah jaringan. Namun demikian, switch memiliki fungsi tambahan lainnya, yang memungkinkan pembatasan transmisi data, sehingga dapat dilakukan pegnaturan, data mana saja yang bisa ditransmisiskan, atau komputer client mana saja yang berhak untuk memperoleh sebuah data dari server.
Kebanyakan switch digunakan dalam implementasi sebuah topologi jaringan komputer, yang diimplementasikan pada sebuah jaringan LAN (Baca : Jaringan LAN MAN WAN). Switch sendiri memiliki fungsi utama untuk membagi jaringan menjadi beberapa macam bagian, dan meneruskan jeringan – jaringan tersebut ke komputer client.

Perbedaan router dan switch


  1. Dari segi fisik
Apabila dilihat dari segi fisik, maka ada beberapa hal yang bisa membedakan antara switch dan juga router. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat membedakan router dengan switch dari segi fisik :
  • Router memiliki bentuk fisik yang lebih besar apabila dibandingkan dengan switch
  • Biasanya router juga memiliki harga dan juga perawatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan switch.
  1. Dari segi fungsi
Pada dasarnya, switch dan juga router memiliki fungsi yang hampir sama, yaitu untuk membagi – bagi jaringan, bahkan router pun bisa juga digunakan untuk menggantikan fungsi dari switch. Namun demikian, tidak sebaliknya, dimana sebuah switch tidak dapat menggantikan fungsi dari router. Berikut ini adalah beberapa perbedaan lebih detail mengenai fungsi dari router dan juga switch dari segi fungsional yang dimiliki oleh keduanya :
  • Switch berguna untuk membagi – bagi sebuah jaringan menjadi sebuah jaringan LAN atau local.
  • Router dapat difungsikan untuk menghubungkan jaringan – jaringan local ke dalam satu buah jaringan yang lebih luas lagi, seperti jaringan WAN ataupun jaringan internet.
Baca  : Fungsi switch dan Fungsi Router
  1. Dari segi fitur yang dimiliki
Dari segi fitur yang dimiliki oleh keduanya, switch dan juga router juga memiliki perbedaan. Berikut iniadalah perbedaan antara switch dan juga router dari segi fitur – fitur penting yang dimiliki oleh keduanya :
sponsored links
Router memiliki fitur untuk melakukan proses penghalaan, yaitu menentukan rute – rute spesifik yan bisa dilalui oleh sebuah paket data yang ditransmisikan di dalam sebuah jaringan, sedangkan switch hanya bertugas untuk membagi jalur jaringan saja
  1. Dari segi topologi jaringan yang digunakan
Apabila dilihat berdasarkan topologi jaringan yang digunakan, maka secara umum, switch banyak menggunakan topologi jaringan bertipe topologi star, dimana sebuah switch bertugas untuk membagi jaringan menjadi beberapa line untuk mentransmisikan informasi dan paket data ke beberapa komputer client.
Sedangkan sebuah router, bisa digunakan pada sebuah topologi jaringan star (Baca juga : Topologi BUSTopologi Ring), namun fungsi dari sebuah router akan menjadi lebih optimal apabila digunakan dalam topoogi jaringan tree.
  1. Cakupan area dari sebuah jaringan
Cakupan area dari seuah jaringan yang menggunakan switch biasanya hanya berada pada radius jaringan local yang kecil saja, misalnya jaringna local di dalam sebuah ruangan ataupun kantor.
Sedangkan cakupan area dari jaringan yang menggunakan router biasanya terdiri dari sebuah jaingan local yang luas, jaringan MAN, jaringan WAN, dan juga jaringan internet, dimana switch juga merupakan bagian dari jaringan tersebut.
  1. Proses transmisi data yang dijalankan
Perbedaan berikutnya antara switch dan juga router, bisa dilihat berdasarkan proses transmsi data yang dijalankan di dalamnya. Pada saat proses transmsisi data berjalan, switch hanya membutuhkan informasi dari server, dan akan langsung meneruskannya ke komputer – komputer client dengan menggunakan line yang sudah ada.
Berbeda dengan switch, sebuah router akan mentransmisikan paket data dan juga informasi yang berasal dari server dengan menggunakan tabel routing terlebih dahulu. Tabel routing berfungsi untuk mendefinisikan rute – rute mana saja yang bisa dilewati oleh sebuah paket data dan juga informasi agar bisa sampai ke tujuannya dengan cepat dan juga efisien. Maka dari itu, sebuah router pun juga memiliki cakupan wilayah transmisi data yang luas dan jauh lebih besar fungsinya apabila dibandingkan dengan switch.
Secara umum, kedua perangkat keras jaringan komputer ini memang memiliki fungsi dan juga tugas yang hampir mirip. Yang membedakan adalah kemampuan dan juga fitur yang dimiliki, dimana router merupakan perangkat keras jaringan komputer yang memiliki kemampuan dan juga fitur utama yang jauh lebih banyak dan lebih rumit apabila dibandingkan dengan switch.
Karena perbedaan – perbedaan itulah, maka sebuah switch kebanyakan hanya digunakan pada sebuah jaringan local yang sifatnya kecil saja, sedangkan router, lebih banyak digunakan pada sebuah jaringan yang lebih luas, yang biasanya juga banyak digunakan pada sebuah jaringan internet.